Wednesday, July 15, 2009

Network Marketing Bukan Tanpa Biaya


Network marketing adalah salah satu lahan bisnis yang bisa mendatangkan penghasilan lumayan besar. Biasanya setiap bisnis network marketing memiliki skema bonus bagi member-nya. Nilai bonus yang bisa diraih besarnya bervariasi, mulai dari satu-dua juta hingga beberapa ratus juta atau satu-dua milyar. Beberapa bonus tersedia dalam bentuk properti atau kendaraan. Modalnya relatif kecil pula sehingga banyak yang tergiur coba-coba.

Beberapa orang yang bersemangat dan terobsesi dengan target bonus yang ingin diraih akhirnya memilih jalan ekstrim: melepas pekerjaan mereka sekarang dan berkomitmen penuh pada bisnis network marketing mereka. Asumsinya, tidak perlu keluar modal lagi (modal biasanya adalah biaya pendaftaran dan sudah dibayar di awal) dan mereka bisa punya banyak waktu luang untuk mengembangkan jaringan.

Kalau anda termasuk di antaranya maka sebaiknya hitung-hitung dulu sebelum memutuskan demikian. Jangan salah, menjalankan network marketing bukan berarti tidak ada biaya yang dikeluarkan. Anda mungkin harus menemui prospek atau pergi ke tempat downline. Semua itu berarti biaya transportasi. Di jalan anda mungkin perlu makan-minum, berarti biaya lagi. Sehari-hari anda juga perlu makan, entertainment (apa iya mau mendekam di kamar terus), beli pulsa (kecuali yang ikut dbs, hehe..), dan bagi yang sudah berkeluarga maka keluarga anda juga punya kebutuhan yang harus dipenuhi. Semua itu berarti biaya.

Sekarang mari berhitung. Berapa pengeluaran sebulan dan berapa total income sebulan dari bisnis network marketing anda? Jangan lupa alokasikan juga berapa yang dana yang harus dikeluarkan untuk membiayai network marketing anda. Jujurlah. Jangan memasukkan data yang masih berupa asumsi seperti "jika si A jadi bergabung maka total bonus saya per bulan jadi sekian sekian..." Hitung berdasarkan kondisi sekarang, jika saat berjalan nanti jaringan anda berkembang dan level anda naik ya syukur, berarti ada kelebihan dana, tapi dalam berhitung kita harus realistis.

Jika ternyata total income masih lebih kecil dari pengeluaran jangan memaksakan diri. Tetap jadikan bisnis anda sebagai pekerjaan sampingan sambil memupuk terus sampai ia besar dan kokoh. Ambil sisi positifnya, anda mempunyai dua sumber income dan kesempatan lebih luas untuk mengembangkan networking apalagi jika pekerjaan anda mengharuskan anda bertemu banyak orang.

Wednesday, June 17, 2009

Alergi dengan Network Marketing?

Apakah anda alergi dengan network marketing? Ya tidak salah kalau anda merasa seperti itu. Banyak orang tidak suka dengan mahluk yang satu ini karena berbagai alasan. Mereka tahu besarnya income yang bisa diraih, mereka ingin mendapatkan itu tapi tidak mau menjalaninya. Lho terus maunya apa? No pain no gain. Uang tidak akan datang kalau kita duduk diam saja.

Katakanlah anda punya saudara si X. Ia bergabung dengan perusahaan network marketing lalu tiba-tiba penampilannya berubah. Selalu rapi, kemana-mana menenteng agenda (yang kebanyakan halamannya kosong), kalau bicara (topik apapun) selalu akhirnya membahas usaha yang ia tekuni dan ujung-ujungnya selalu mengajak lawan bicaranya bergabung dengan embel-embel go freedom! Financial freedom! Yes!! (tangan terkepal penuh semangat).

Waktunya kini habis untuk seminar/meeting/training. Pulang kantor menemui prospek dulu, sabtu-minggu pergi seminar. Lebih parah lagi, teman-teman dan saudara-saudara yang lain pelan-pelan mulai mengambil jarak. Siapa yang suka lagi having fun tau-tau diprospek? Melihat dia, semua orang akan mendapat kesan "kalau saya bergabung maka saya akan jadi seperti dia dan saya tidak mau itu".

Kalau itu yang membuat anda alergi pada network marketing maka yakinlah kalau si X tidak akan lama bersikap seperti itu. Segera setelah ia sadar kalau sikapnya itu alih-alih mendapat prospek tapi malah membuat orang lain takut, ia akan kembali ke kepribadiannya semula.

Dan kalau kesan yang diperoleh itu yang membuat anda alergi, sebaiknya anda pisahkan antara manusia dengan sistemnya. Bukan sistem yang merubah X menjadi seperti sekarang tapi ia sendiri yang memutuskan untuk berubah. Sebab pada kenyataannya, tidak ada paksaan bagi X untuk selalu menghadiri seminar/meeting di akhir pekan, tidak ada yang mengharuskan ia berpakaian serba rapi dan tidak ada yang mewajibkan ia kalau berbicara selalu nyerempet-nyerempet usahanya. X yang mengambil pilihan itu sebab ia pikir dengan begitu maka jaringannya akan lebih cepat berkembang.

Anda bisa menjalankan bisnis ini sambil tetap low profile, kenapa harus mengubah diri anda sendiri? Dengan demikian orang lain tidak merasa diintimidasi dan mereka mungkin bersedia mendengarkan dengan senang hati.

Wednesday, June 10, 2009

Active Income vs Passive Income

Dear all,
Mungkin anda pernah mendengar istilah active income dan passive income? Active income adalah pendapatan yang diperoleh jika kita bekerja. Anda karyawan/pegawai negeri? Anda punya toko/counter atau mendirikan home industry? Maka anda termasuk mereka yang berpenghasilan aktif (active income), artinya ketika anda berhenti sesaat saja maka pendapatan anda hilang. Karyawan yang absen dengan alasan apapun maka sebagian tunjangannya hilang. Kalau anda punya toko dan libur sehari saja maka pendapatan sehari anda pun hilang. Itulah active income.

Pertanyaan selanjutnya, sampai kapan active income kita peroleh? Sebagai karyawan maka ada batas usia pensiun sekitar 60 tahun. Tengoklah usia anda saat ini dan hitung berapa lama sisa waktu anda di kantor sekarang. Saat anda harus berhenti bekerja maka ucapkan selamat tinggal pada gaji yang rutin datang setiap bulan. Walau jumlahnya mungkin tidak besar tapi karena kedatangannya pasti maka pengeluaran per bulan juga bisa direncanakan dengan baik. Pada active income, anda menghampiri uang.

Kebalikan dari active income adalah passive income. Bedanya, passive income tidak mewajibkan kita hadir/bekerja setiap hari. Apakah kita sedang makan, tidur, bekerja, nonton atau berlibur pemasukan tetap mengalir. Passive income juga tidak mengenal usia, tidak kenal istilah pensiun, phk, kehilangan asset/barang dagangan, selama anda masih hidup maka penghasilan anda selalu ada. Passive income juga tidak kenal jam kerja, 24x7 siang malam sepanjang tahun, apapun yang anda kerjakan uang tetap mengalir masuk. Pada passive income, uang-lah yang menghampiri anda.

Enak mana? Jelas passive income! Tidak perlu diragukan lagi. Banyak orang tahu kehebatan passive income tapi hanya sedikit yang mau mewujudkannya. Kenapa? Karena untuk membangun passive income sampai level yang cukup tinggi dan bisa menggantikan active income butuh waktu sepuluh kali lebih lama dan kerja sepuluh kali lebih keras. Seringkali malah anda harus menebalkan muka juga.


Apa saja contoh passive income?
Deposito adalah salah satu contoh. Taruh sekian juta di bank dan minta supaya bunganya ditransfer ke rekening anda, selanjutnya untuk biaya hidup anda ambil dari situ. Masalahnya dengan bunga deposit yang keciiiil berapa jumlah uang yang harus didepositkan? Dengan suku bunga deposito yang hanya 7.25% per tahun untuk jangka waktu 12 bulan (saat postingan ini ditulis) maka kalau anda mendepositkan uang sebesar 1 milyar rupiah, maka bunganya per bulan hanya sekitar enam juta rupiah. Jumlah yang terlalu kecil jika dibandingkan dengan uang yang ditanam.

Cara lain membangun passive income adalah dengan bergabung dengan bisnis network marketing, sebagian menyebutnya multi level marketing (MLM), ada juga yang mengatakan viral marketing (VM), apapun istilahnya pada dasarnya semuanya sama, yaitu kita menjadi member, pakai produk X lalu ajak orang lain melakukan hal yang sama.


No MLM please..!
Ya, banyak yang alergi dengan MLM terutama karena orang-orang yang bergabung dengan MLM jadi berubah. Setiap minggu kalau tidak ikut pertemuan, seminar tentu training. Setiap kali ngobrol ujung-ujungnya selalu menjurus ke MLM, seolah-olah tidak ada yang lebih penting dari MLM di dunia ini. Bikin eneq saja.

Pendekatan VM sedikit berbeda. Kalau di MLM kita menjual produk, di VM kita memakai produk itu, rasakan manfaatnya lalu sebarkan ke yang lain, siapa tahu ada yang tertarik. Kalau di MLM kita harus menjual untuk memperoleh bonus, di VM kita memakai untuk memperoleh bonus, sebab itu kalau anda ingin menjalankan network marketing tapi tidak mau menjual dan tidak mau melakukan presentasi di depan orang-orang, VM lebih cocok bagi anda.

Anda mau uang bekerja untuk anda atau sebaliknya? Anda mau uang yang menghampiri anda atau sebaliknya?

Suka atau tidak membangun jaringan network marketing adalah cara termurah untuk meraih passive income dan salah satu jalan untuk mewujudkan hari tua yang tenang, hidup santai berkecukupan tanpa harus pergi-pagi-pulang-petang-pendapatan-pas-pasan. Banyak orang mulai menyadari pentingnya hal ini apalagi harga barang-barang makin lama makin naik sementara nilai uang semakin turun.

Dengan passive income anda bisa menjalani hidup lebih santai, tidak perlu terburu-buru bangun pagi lalu terbirit-birit ke kantor. Tidak perlu bertarung di jalan memperebutkan sejengkal aspal atau bangku kosong yang tersisa di bis. Toh uang yang mengejar anda jadi buat apa tergesa-gesa?

Sekarang terserah anda, apakah anda mau menyiapkan hari tua anda dari sekarang, saat anda masih muda dan kuat bekerja atau tidak? Apakah anda ingin memiliki masa pensiun yang tenang tanpa pusing masalah uang atau mungkin anda lebih suka sampai tua anda masih pontang-panting pergi ke kantor subuh dan pulang malam?

Selagi anda masih memiliki pekerjaan, mulailah merintis passive income anda sehingga ketika tiba saatnya active income anda berakhir, passive income anda sudah besar dan bisa menggantikan.